1. Menyiapkan Data Pelanggan
1.1 Pengertian Kredit
Kredit adalah
penyidian uang atau tagihan tagihan yang dapat disama kan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara
pihak yang satu dengan pihak lain. Pihak peminjam ber-
kewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan/disepakati dalam kegiatan bisnis, transaksi dengan kredit dalam kegiatan bisnis, transaksi dengan kredit sudah di anggap umum.
kewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan/disepakati dalam kegiatan bisnis, transaksi dengan kredit dalam kegiatan bisnis, transaksi dengan kredit sudah di anggap umum.
1.2 Bagian Kredit
Hampir semua
penjualan perusahaan manufaktur dan
perusahaan dagang menerapkan penjualan kredit. Oleh karena itu sebelum
order Pelanggan dipenuhi, Penjualan kredit tersebut terlebih
dahulu harus memperoleh otorisasi. Bagian Yang berwenang memberikan
otorisasi kredit adalah bagian kredit. Bagian ini berada dibawah
departemen keuangan. Fungsi bagian kredit adalah meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada Pelanggan. Bagian ini
juga mempunyai tugas membuat bukti memorial atas dasar surat keputusan derektur keuangan untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagi.
1.3 Identifikasi Pelanggan
Setiap
pelanggan dan calon pelanggan harus di identifikasi identitasnya. Misalnya nama
pelanggan, alamat kode pelanggan, batas kredit dan saldo Tujuan diadakan
identifikasi tersebut adalah untuk melindungi perusahaan Dari acaman kekeliruan dalam kebijakan pemberian kredit. Kekeliruan tersebut akan mengakibatkan adanya piutang yang tidak dapat ditagih
dalam jumlah besar.
1.4 Data Kredit Pelanggan
Data kredit
pelanggan yang tersimpan dirancang untuk menghasilkan informasi yang dapat
membantu bagian kredit untuk menganalisa kredit para pelanggan. Data pelanggan biasa tersimpan dalam bentuk database data base Adalah kumpulan file-file yang membentuk satuan data yang besar.
1.5 Menentukan Status Kredir Pelanggan
Penentuan
status kredit pelanggan harus dilakukan dengan hati-hati. Kesalahan dalam penentuan status kredit pelanggan akan
sangat merugikan perusahaan,
misalnya :
1. Ada seorang pelanggan yang ditolak kreditnya oleh perusahaan karena salah dalam menilai
kredibilitas pelanggan. Padahal kemungkinan calon pelanggan ini Akan menjadi pelanggan
utama dikemudian hari.
2. Pemberian kredit kepada pelanggan yang mempunyai reputasi buruk, akibatnya adalah pelanggan
akan selalu membayar melewati batas jangka kredit, dan kemungkinan menjadi piutang tak tertagih
dikemudian hari.
1. Ada seorang pelanggan yang ditolak kreditnya oleh perusahaan karena salah dalam menilai
kredibilitas pelanggan. Padahal kemungkinan calon pelanggan ini Akan menjadi pelanggan
utama dikemudian hari.
2. Pemberian kredit kepada pelanggan yang mempunyai reputasi buruk, akibatnya adalah pelanggan
akan selalu membayar melewati batas jangka kredit, dan kemungkinan menjadi piutang tak tertagih
dikemudian hari.
Bab. 2 MENGANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT
2.1 Analisis Kredit
Penilaian
atau analisis kredit merupakan semacam
kelayakan (feasibility study)atas perusahaan pemohon kredit. Dalam menilai atau menganalisis suatu
permohonan kredit,perlu dipelajari berbagai aspek yang berhubungan dengan keadaan usaha pemohon kredit. Asfek-asfek penilaian kredit untuk calon pelanggan daintaranya adalah sebagai berikut:
2.1.1
Asfek manajemen dan organisasi
Keberhasilan
suatu usaha bukan hanya tergantung pada konsep ekonomi, melainkan
juga tergantung pada bagaimana dan siapa yang mengelola usaha tersebut. Semangkin trampil mengelola suatu usaha, maka
semakin besar kemungkinan tersebut untuk berhasil.
2.1.2 Asfek
pemasaran (marketing)
Persaingan antar perusahaan yang semangkin ketat dan konsumen yang semakin maju
serta kritis menyebabkan asfek pemasaran semakin menjadi penting peranannya. Misalnya perusahaan tidak bisa menjual produknya, apabila
hal ini berlangsung lama maka arus kas
akan defisit
2.1.2 Asfek pemesaran (marketing)
Persaingan
antar perusahaan yang semangkin ketat dan konsumen yang semangkin maju serta kritis meyebabkan asfek pemasaran
meenjadi semngkin penting peranannya.Misalnya, perusahaan tidak
mampu menjual produknya. Apabila hal ini berlangsung lama,
arus kas akan defisit dan perusahaan tidak dapat membayar
utang-utangnya. Akibat yang lebih buruk adalah perusahaan akan
bangkrut.
2.1.3 Referensi
Mintalah
kepada calon pelanggan untuk menunjuk orang yang dapat memberikan
refrensi. Akan lebih baik apabila yang ditunjuk untuk memberikan referensi adalah pelanggan lama perusahaan. Perusahaan juga
dapat meminta referensi dari pelanggan lama mengenai
kredibilitas calon pelanggan.
Apabila
semua asfek penilaian kredit calon pelanggan cukup baik, maka redit
yang tidak terlalu tinggi. Untuk dapat menaikkan batas
kredit, otorisasi khusus. Dasar
pemberian otorisasi tersebut adalah
kredibilitas dari pelanggan tersebut.
Sedangkan untuk pelanggan lama yang
mempunyai reputasi baik, diperlukan pengecekan kredit secara formal untuk setiap transaksi. Proses otorisasi dilakukan secara umum dengan membendingkan sisa jatah kredit (batas kredit dikurangi saldo piutang) dengan nilai
transaksi
yang dilakukan.
Apabila transaksi yang diajukan tidak melebihi sisa jatah kredit, maka transaksi akan langsung di otorisasi. Cara seperti diatas menuntut catatan piutang setiap pelanggan selalu akurat dan menunjkkan informasi terkini.
Otorisasi khusus diberikan apabila ada pelanggan baru atau pelanggan lama yang mengajukan transaksi yang nilainya lebih besar dari sisa jatah kredit, atau apabila ada pelanggan lama yang memiliki tunggakan kredit.
Pada tanggal 30 November 2005 diadakan penyelidikan kredibilitas terhadap kedua kartu piutang di atas. Dari penyelidikan tersebut, diambil kesimpulan, yaituKredibilitas PT Nuris Top Jaya baik sekali. Dasar kesimpulan tersebut adalah bahwa PT Nuris Top Jaya tidak pernah melebihi batas jangka kredit yaitu 30 hari sejak Tanggal penjualan. Selain itu, PT Nuris Top Jaya selalu memanfaatkan periode Potongan. Dalam hal ini, bila PT Nuris Top Jaya akan membeli secara kredit, maka Dapat dikatakan tidak ada masalah.
f. Beban angkut penjualan.
2. Pengelolaan Kartu Persediaan Barang Dagang
Pada tanggal 30 November 2005 diadakan penyelidikan kredibilitas terhadap kedua kartu piutang di atas. Dari penyelidikan tersebut, diambil kesimpulan, yaituKredibilitas PT Nuris Top Jaya baik sekali. Dasar kesimpulan tersebut adalah bahwa PT Nuris Top Jaya tidak pernah melebihi batas jangka kredit yaitu 30 hari sejak Tanggal penjualan. Selain itu, PT Nuris Top Jaya selalu memanfaatkan periode Potongan. Dalam hal ini, bila PT Nuris Top Jaya akan membeli secara kredit, maka Dapat dikatakan tidak ada masalah.
Sebaliknya, kredibilitas PT
Mandala cukup baik. PT Mandala selalu membayar Melewati batas jangka waktu kredit, bahkan pembelian terakhir sudah lewat waktu Selama 16 hari dan belum membayar. Oleh karena itu, seandainya PT Mandala
ingin Membeli secara kredit lagi, sebaiknya perusahaan tidak memberi permintaan
kredit Terlebih dahulu (status kreditnya tidak disetujui).
Bab. 3 Menganjukan usulan kredit
Dalam uraian sebelumnya,
dijelaskan bahwa tujuan dari analisis atau Dalam uraian sebelumnya,
dijelaskan bahwa tujuan dari analisis atau penilaian suatu permohonan kredit pada dasarnya untuk mempermudah pengambilan keputusan pemberian kredit.
Oleh karena itu, laporan usulan kredit
harus mengandung nilai – nilai objektif, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Selain itu, bentuk serta sistematika atau kerangka laporan usulan kredit harus
disusun sademikian rupa sehingga mudah dibaca dan dipahami. Kekeliruan dan
kekurangjelasan dari isi laporan usulan kredit menyebabkan keputusan yang
diambil keliru.
Berikut ini adalah contoh laporan usulan
kredit untuk calon langganan baru. Sedangkan persetujuan
atau penolakan kredit untuk langganan lama, dilakukan penilaian secara umum
dengan cara membandingkan sisa jatah ( batas kredit dikurangi dengan saldo piutang ).
Berikut ini adalah contoh order penjualan yang telah disetujui oleh
manajer kredit.
Bagian kredit menerima surat order
penjualan dari PT Computer King tertanggal 10 Januari 2005. Selanjutnya, staf kredit memeriksa data kredit. Manajer kredit memberikan otorisasi untuk
menyetujui order dari PT Computer King pada lembar surat order penjualan yang
diterima dari bagian penjualan.
MENGELOLAH KARTU PERSEDIAAN BARANG DAGANG
A. Memersiapkan
pengelolah kartu persediaan Barang
DaganG
Persedian barang dagang ( Merchandise Inventory ) adalah barang-barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali, tanpa mengubah bentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan laba sebesar selisih harga jual dengan harga pokok. Pada manufaktur. ada tiga jenis Persediaan, yaitu :
- Persediaan bahan baku ( Raw Material Inventory ) adalah bahann-bahan yang akan di proses menjadi barang jadi.
- Persediaan barang dalam proses ( Work In Proccess Inventory ) adalah bahan-bahan yang telah di proses tetapi belum selesai.
- Persediaan barang jadi ( Finished Good Inventory ) adalah barang yang telah selesai di proses dan siap untuk di pasarkan.
1. Data Transaksi
Persediaan Barang Dagang
Transaksi pada persediaan barang dagang
menyebabkan terjadinya mutasi fisik persediaan serta berpengaruh terhadap penentuan harga pokok penjualan. Berikut ini adalah data transaksi yang
berhubungan dengan persediaan barang dagang.
a. Pembelian barang dagang, secara tunai
maupun kredit.
b. Penjualan barang dagang, secara tunai
maupun kredit.
c. Retur penjualan dan potongan harga.
d. Retur Pembelian dan Potongan harta.e. Beban angkut pembelian. f. Beban angkut penjualan.
2. Pengelolaan Kartu Persediaan Barang Dagang
Pencatatan transaksi mutasi persediaan
disesuaikan dengan analisis kebenaran ini dokumen yang di sertakan dalam mutasi persediaan barang dagang, seperti surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan
lain – lain. Berdasarkan sistem pencatatannya kartu persediaan terdiri dari 2,
yaitu :
Ø Kartu persediaan sistem periodik.
Ø Kartu persediaan sistem perpetual.
B. Mengidentifikasi Data Mutasi Persediaan
Barang Dagang
Mengidentifikasi data mutasi
persediaan barang dagang berkaitan
dengan prosedur penerimaan dan pengeluaran barang yang harus disertai dengan
dokumen yang tepat. Dokumen penerimaan dan pengeluaran barang dagang adalah
sebagai berikut :
v Dokumen penerimaan barang dagang, terdiri dari : Surat
Penerimaan Pembelian (SPP), Surat Order Pembelian (SOP),Laporan Penerimaan
Barang (LPB), dan Surat Order Pengiriman Barang (SOPB).
v Dokumen penyimpanan dan pengeluaran barang dagang terdiri
dari : Surat Order Pembelian (SOP), Laporan Penerimaan Barang (LPB), Surat
bukti permintaan dan pengeluaran barang, dan kartu persediaan/gudang.
Bukti pendukung yang berkaitan dengan
pencatatan mutasi persediaan barang dagang, antara lain : Faktur Pembelian,
Memo Kredit, dan Faktur Penjualan